Hepatitis Misterius Mengancam, Eks Petinggi WHO: Belum Tentu Meluas tapi Perlu Waspada!

- Kamis, 5 Mei 2022 | 12:07 WIB
Kolase foto Prof Tjandra Yoga Aditama dan ilustasi hepatitis (fk.ui.ac.id/Unsplash/magicmine)
Kolase foto Prof Tjandra Yoga Aditama dan ilustasi hepatitis (fk.ui.ac.id/Unsplash/magicmine)

Ditemukannya kasus hepatitis misterius baru-baru ini telah membuat publik panik. Pasalnya penyakit tersebut belum diketahui asal mual atau penyebabnya, namun telah menewaskan tiga orang anak di DKI Jakarta.

Menanggapi hal itu, Mantan Direktur Penyakit Menular Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Prof Tjandra Yoga Aditama buka suara. Menurutnya kemunculan hepatitis misterius belum bisa dikatakan sebagai wabah. 

Saat ini WHO masih melabeli kemunculan penyakit tersebut sebagai kejadian luar biasa (KLB).

"Perlu kita ketahui bahwa kalau memang ada kasus penyakit apapun di dunia yang tidak seperti biasa, maka akan dimasukkan dalam Disease Outbreak News (DONs)," ucapnya, seperti yang dikutip Indozone dari ANTARA, Kamis (5/4/2022).

Seperti yang diketahui, hepatitis misterius sendiri pertama kali dilaporkan pada 15 April 2022. Kemunculannya berasa dari Inggris, yang kemudian dimasukkan oleh WHO dalam daftar DONs.

"Hepatitis akut berat masuk dalam Disease Outbreak News (DONs) WHO 15 April 2022, yang berbagai berita menyebutnya sebagai kejadian luar biasa (KLB) oleh WHO," sambungnya. 

Tak lama setelahnya, penyakit yang belum diketahui penyebabnya itu dilaporkan otoritas Amerika Serikat telah menjangkit lebih dari 200 pasien di 20 negara. 

Meski begitu WHO masih menyelidiki penyebabnya sehingga masih dikategorikan sebagai penyakit yang masuk daftar DONs.

Baca juga: Waspada, Hepatitis Misterius Mengintai Anak-Anak, Kenali Cara Penularannya!

Menurut Prof Tjandra, DONs merupakan prosedur rutin di WHO untuk menyajikan informasi ke dunia tentang kejadian kesehatan masyarakat yang penting, atau yang berpotensi menjadi hal yang penting.

Sepanjang April 2022, setidaknya ada 10 penyakit DONs WHO, yaitu hepatitis misterius dengan laporan pertama 15 April di Inggris dan Irlandia serta 23 April di berbagai negara.

-
Ilustasi penyakit hepatitis (Unsplash/magicmine)

Lalu ada juga ebola di Kongo, Japanese encephalitis di Australia, Salmoneum thypimurium di berbagai negara, kolera di Malawi, malaria di Somalia, demam kuning di Uganda, VDPV (vaccine derived polio virus) tipe 3 di Israel dan MERS CoV di Arab Saudi.

"Jadi ada banyak, bukan hanya hepatitis. Artinya, penempatan penyakit tertentu di dalam DONs justru maksudnya agar dunia mengetahui informasi awal dan menjadi perhatian bersama, belum tentu berarti akan menjadi wabah luas dunia atau tidak,"  jelasnya.

Meski belum bisa dipastikan akan meluas ke seluruh dunia, Prof Tjandra tetap meminta masyarakat Indonesia untuk waspada, namun bukan berarti langsung panik tak beralasan. 

Halaman:

Editor: Administrator

Tags

Terkini

X